SFC Basketball Regional Banjar



SFC Basketball Regional Banjar

    Selepas pekan Penilaian Akhir Semester, Tim Bola Basket Putra dan Putri UPTD SMP Negeri 1 Banjar mengikuti ajang lomba Basket SFC Basketball Regional Banjar, yang dimana tim Putra dan Putri UPTD SMP Negeri 1 Banjar alhamdulillah memboyong Piala Juara 2 Putri, Juara 1 Putra, dan Juara 2 Putra. Serta JOVIAN GIVLIANNO HANDOYO siswa kelas IX A menjadi pemain terbaik dalam gelaran SFC Basketball Regional Banjar.
    Selamat untuk Tim Bola Basket UPTD SMP Negeri 1 Banjar, jaya selalu, Sabisa-bisa, Kudu bisa, Pasti bisa. Majuuu!!!! Yang mau download file dokumentasi silakan klik disini


Dokumentasi Penyerahan Piala dari Tim Bola Basket Putra & Putri kepada pihak UPTD SMP Negeri 1 Banjar

alt gambar alt gambar alt gambar alt gambar alt gambar alt gambar alt gambar alt gambar alt gambar alt gambar alt gambar alt gambar alt gambar alt gambar alt gambar

Bab 4 - Bagian 2

 Bab 4
Semangat Kebangkitan Nasional Tahun 1908

 

B.   Perintis Kebangkitan Nasional dalam Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia

1.      Budi Oetomo (Budi Utomo)

Boedi Oetomo (Budi Utomo) merupakan organisasi pertama di Indonesia yang bersifat nasional berbentuk modern, yaitu organisasi dengan pengurus yang tetap, ada anggota, tujuan, dan program kerja.

Boedi Oetomo didirikan oleh dr. Soetomo pada tanggal 20 Mei 1908. Pendirian Boedi Oetomo, tidak terlepas dari penggagas atau pendorong lahirnya Boedi Oetomo yaitu dr. Wahidin Soedirohusodo.



Foto : Arsip Nasional

 

2.      Dokter Wahidin Soedirohusodo

Merupakan dokter lulusan STOVIA (Sekolah Kedokteran Jawa) yang menyadari bagaimana terbelakang dan tertindasnya rakyat akibat penjajahan Belanda. Menurutnya, salah satu cara untuk membebaskan diri dari penjajahan, rakyat harus cerdas.

Dokter Wahidin Soedirohusodo menggagas tentang perlunya mendirikan organisasi yang bertujuan memajukan pendidikan dan meninggikan martabat bangsa. Gagasan ini ternyata disambut baik oleh para pelajar STOVIA. Pada tanggal 20 Mei 1908, lahirlah Budi Utomo.

Foto : dok. Museum Kebangkitan Nasional

 

3.      Program Budi Utomo

Program Budi Utomo adalah mengusahakan perbaikan pendidikan dan pengajaran. Akan tetapi, programnya lebih bersifat sosial karena saat itu belum dimungkinkan melaksanakan gerakan yang bersifat politik.

Sebagai organisasi pelajar yang berintikan pelajar STOVIA, gerakan Budi Utomo pada awalnya terbatas pada Jawa dan Madura. Pada tanggal 5 Oktober 1908, Budi Utomo mengadakan Kongres Pertama di Yogyakarta. Kongres tersebut berhasil menetapkan tujuan organisasi, yaitu: kemajuan yang harmonis antara bangsa dan negara, terutama dalam memajukan pengajaran, pertanian, peternakan, dagang, teknik, industri, dan kebudayaan.

 

4.      Hari Kebangkitan Nasional

Besarnya pengaruh pergerakan Budi Utomo dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, Presiden Soekarno pada tanggal 20 Mei 1948, menetapkan hari kelahiran Budi Utomo sebagai Hari Kebangkitan Nasional.


Bab 4 - Bagian 1

Bab 4

Semangat Kebangkitan Nasional Tahun 1908

 

A.   Kondisi Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908

1.      Asalmuasal terjadinya penjajahan dimasa lampau oleh bangsa Eropa

Terjadinya peperangan dan perkembangan teknologi pelayaran pada abad ke-15 yang mengakibatkan bangsa Eropa melakukan ekspedisi untuk mencari sumber-sumber ekonomi baru ke seluruh dunia. Ekspedisi yang bermula hanya ingin menemukan sumber ekonomi baru untuk melakukan perdagangan berubah menjadi rasa ingin menguasai secara keseluruhan terhadap negara-negara yang mereka anggap baru diketemukan.

Sumber: www.holland.com

 

2.      Awal Penjajahan di Indonesia

Dimulai sejak didirikannya Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) pada tanggal 20 Maret 1602. Semenjak VOC ini didirikan, dimulailah berbagai bentuk kekerasan yang menimpa rakyat Indonesia.

 

3.      Politik Devide et Impera (adu domba)

Politik saling mengadu domba antara kerajaan yang satu dengan kerajaan yang lain, bahkan mengadu domba di dalam kerajaan itu sendiri. Politik adu domba semakin melemahkan kerajaan-kerajaan di Indonesia dan merusah seluruh sendi kehidupan masyarakat.

 

4.      Daendels (1808–1811)

a.      Kerja Paksa (rodi)

Kerja paksa guna membangun jalan sepanjang pulau jawa (Anyer-Panarukan) untuk kepentingan militer.

b.      Cultuurstelsel (tanam paksa)

Peraturan tanam paksa diterapkan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Van Den Bosch tahun 1828. Sistem Tanam Paksa mewajibkan rakyat menanami sebagian dari sawah dan atau ladang dengan tanaman yang telah ditentukan oleh pemerintah dan hasilnya diserahkan kepada pemerintah.

c.      Hasil dari sistem tersebut membuat banyak warga Indonesia jatuh miskin, sedangkan di pihak lain, penjajah mendapatkan kekayaan bangsa Indonesia yang berlimpah untuk membangun negara Belanda dan menjadikannya negara yang kaya di Eropa.

 

5.      Benih perlawanan di berbagai daerah

Penderitaan bangsa Indonesia menumbuhkan benih perlawanan di berbagai daerah. Perjuangan melawan penjajah dipimpin oleh ulama atau kaum bangsawan.

a.      Sultan Hasanuddin – Sulawesi Selatan

b.      Sultan Ageng Tirtayasa – Banten

c.      Tuanku Imam Bonjol – Sumatera Barat

d.      Pengeran Diponegoro – Jawa Tengah

 

6.      Penyebab Perjuangan rakyat Indonesia belum berhasil untuk mengusir penjajah

Perjuangan rakyat untuk mengusir penjajah belum berhasil, hal ini dikarenakan perjuangan masih bersifat kedaerahan dan belum terorganisasi secara modern.

 

7.      Politik Balas Budi ”Etische Politic”

Penderitaan yang dialami bangsa Indonesia menyadarkan beberapa orang Belanda yang tinggal atau pernah tinggal di Indonesia. Di antaranya Baron Van Houvell, Edward Douwes Dekker, dan Mr. Van Deventer.

Mr. Van Deventer mengusulkan agar pemerintah Belanda menerapkan politik Balas Budi ”Etische Politic”. Politik Balas Budi terdiri dari tiga program, yaitu ”edukasi, transmigrasi, dan irigasi”.

 

8.      Tujuan Belanda menerapkan Politik Balas Budi

Atas desakan berbagai pihak, akhirnya pemerintah Belanda menerapkan Politik Balas Budi. Politik Balas Budi bukan untuk kepentingan rakyat Indonesia melainkan untuk kepentingan pemerintah Belanda. Contoh: irigasi dibangun untuk kepentingan pengairan perkebunan milik Belanda; pembangunan sekolah (edukasi) bertujuan untuk menyediakan tenaga terampil dan murah.

 

9.      Dampak Positif bagi Bangsa Indonesia dari Politik Balas Budi

Munculnya masyarakat terdidik atau mulai memiliki pemahaman dan kesadaran akan kondisi bangsa Indonesia yang sebenarnya. Bangsa Indonesia saat itu kondisinya bodoh, terbelakang, dan kemisikinan merajalela. Mereka yang mengenyam pendidikan dan sadar akan nasib bangsanya selanjutnya menjadi tokohtokoh Kebangkitan Nasional.



~Unduh Buku PPKn Kelas 8~